“jeff.. sekaranglah saatnya” dia berkata sambil menyibakan tirai jendela kamar.
“ada apa dengan hari ini?” Tanya jeff
“sekarang adalah hari ultah billy” jeff benar benar terbangun saat ini
“ibu, kamu tidak serius kan? Ibu tidak berharap aku akan pergi ke pesta anak kecil setelah….” Ada jeda yang lama
“jeff kita berdua tahu apa yang telah terjadi. Ibu rasa pesta ini dapat
membuatmu riang kembali. Sekarang ganti bajumu” ibu jeff berjalan keluar
dari kamar menuju kelantai bawah untuk bersiap siap. Jeff berusaha
bangun. Dia memakai sebuah kaos dan jeans kemudian turun. Dia melihat
ibu dan ayahnya telah berdandan. Dia berpikir kenapa mereka harus
memakai baju mahal hanya untuk datang ke sebuah pesta anak anak?
“nak… kamu akan memakai itu?” Tanya ibunya
“lebih baik daripada harus ribet” jawabnya. Ibunya ingin sekali memarahinya, namun dia menahannya.
“jeff, mungkin kami terlalu berlebihan, tapi inilah caranya agar
orang orang menghormati kita” kata ayahnya. Jeff menggerutu dan kembali
ke kamarnya
“aku tidak punya baju bagus!” jeff berteriak ke orang tuanya
“pakailah sesuatu yang lain” ujar bunya. Dia mencari cari di lemarinya,
mencari sesuatu yang Nampak bagus dan mahal. Akhirnya dia menemukan
pakaian yang ia anggap cocok.
.
Namun orang tuanya masih Nampak belum puas dengan pilihannya “kau akan
memakai itu? ibunya melirik jamnya. “tidak ada waktu lagi untuk ganti
baju, ayo berangkat” merakpun berangkat. Mereka menyeberang jalan menuju
rumah Barbara dan billy. Mereka mengetuk pintu dan munculah Barbara,
sama seperti orang tuanya, dia tampil berlebihan. Jeff menyadari bahwa
tidak ada anak anak, hanya orang orang dewasa.
“anak anak ada di halaman belakang jeff… pergilah dan berkumpullah dengan mereka” kata Barbara.
“jeff berjalan keluar menuju halaman yang penuh dengan anak anak.
Mereka berlarian memakai baju baju koboy, dan saling tembak menggunakan
pistol mainan. Tiba tiba ada seorang anak menghampirinya dan memberinya
pistol mainan dan topi.
“hey… mau main baleng?” katanya
“oh tidak nak, aku terlalu tua untuk itu” anak it uterus melihat jeff dengan wajah aneh.
“cekali caja.. pwease..” pinta si anak. “baiklah” kata jeff. Dia
memakai topi dan mulai berlagak seperti menembaki si anak. Awalnya dia
merasa konyol, namun kelamaan dia menikmatinya juga. Mungkin hal
tersebut adalah pertama kalinya yang dapat mengalihkan perhatiannya dari
liu. Namun tidak lama berselang dia mendengar sesuatu yang dia kenal
sebelumnya. Dan suara itu kemudian menabraknya. Randy, troy dan keith
melompat turun dari skateboard mereka. Jeff menjatuhkan pistol mainannya
dan membuang topinya. Randy menatapnya penuh dengan rasa benci.
“hallo jeff” kata randy. “kita punya sesuatu yang belum selesai” jeff
melihat hidung randy yang memar. “aku rasa semuanya setimpal, aku
menghajar kalian, namun kalian membuat saudaraku dikirim ke JDC”
Randy menunjukan raut muka marah di matanya. “aku tidak mencari
seseatu yang seimbang, aku ingin menang. Kemarin kau menghajar kami,
tapi tidak saat ini”. Randy menyerang jeff, mereka bergulingan di tanah.
Randy memukul hidung jeff, dan jeff menarik kupingnya dan membanting
kepala randy. Jeff mendorong randy. Anak anak mulai berteriak dan orang
tua mereka mulai berdatangan. Troy dan keith mengambil senjata dari
kantong mereka.
“jangan ada yang ikut campur!” ancam mereka. Randy mengambil pisaunya dan menusuk bahu jeff.
Jeff berteriak dan terjatuh. Randy kemudian menendanginya, namun
kemudian jeff menarik kaki randy. Jeff berdiri dan berusaha pergi
melalui pintu belakang, namun troy menangkapnya.
“butuh bantuan?” dia kemudian melemparkan jeff ke pintu. Ketika jeff
mencoba berdiri, randy datang dan menendanginya hingga jeff muntah
darah.
“ayo jeff!!! Lawan aku!!” dia mengangkat jeff dan melemparnya ke
dapur. Randy mengambilsebuah botol dan menghantamkannya ke kepala jeff.
“lawan aku!” randy kemudian melemparnya ke ruang tamu.
“ayo jeff, semangat sedikit!!!” jeff memalingkan mukanya, wajahnya penuh
dengan darah. “aku adalah orang yang menyebabkan saudaramu digiring ke
JDC! Kau seharusnya malu jeff!! Aku melakukan itu semua sedangkan kau
disini hanya bengog seperti banci!!” ejek randy. Jeff mulai bangkit
“akhirnya!!! Kau bisa berdiri dan melawan hah??” jeff berdiri sekarang,
darah dan minuman bercampur membasahi wajahnya. Sekali lagi dia
merasakan sensasi aneh dalam dirinya, perasaan yang sempat menghilang
beberapa waktu lalu.
“akirnya dia bangun!” randy kembali mengejek jeff, kemudian dia mulai
merangsek kembali. Saat itulah semuanya terjadi. Sesuatu dalam diri
jeff meledak keluar. Kesadaran dan psikologisnya hancur dan terkoyak,
semua pikiran warasnya hilang, apa yang dia rasakan adalah nafsu yang
begitu kuat untuk membunuh. Dia mencekik leher randy dan membantingnya.
Dia duduk diatas tubuh randy dan memukulinya dengan membabi buta.
Pukulan pertama mendarat tepat di jantung randy, sehingga mengakibatkan
shock jantung, jantung randy berhenti berdegup. Namun jeff yang
kesetanan tetap menghajarnya, melampiaskan kemarahan dan nafsu
membunuhnya. Darah mulai muncrat dari tubuh randy, sampai akhirnya randy
tewas.
Semua orang melihat ke arah jeff, semuanya termasuk troy dan keith.
Kemudian mereka tersadar dari rasa terkejut mereka dan mulai menodongkan
pistol mereka ke arah jeff. Jeff berlari menaiki tangga, dan mereka
mulai menembakinya secara bertubi tubi, namun tidak satupun yang
berhasil mengenainya. Jeff mendengar keith dan troy memburunya. Ketika
mereka kehabisan peluru, jeff menuju kamar mandi. Dia mengambil besi
tempat handuk dan mencabutnya dari dinding. Troy dan keith mulai
mendekatinya dengan pisau yang terhunus.
Troy mengayunkan pisaunya, namunjeff dapat menghindar, dan kemudian
menghantamkan pipa besi dari tempat handuk ke wajah troy. Troy berhasil
dibereskan, hanya tersisa keith. Keith lebih lincah, dia berhasil
menghindar ketika jeff mengayunkan pipa besinya. Dia menjatuhkan
pisaunya dan mencengkeram leher jeff. Dia mendorongnya ke dinding. Namun
sebuah lotion untuk bleaching jatuh dan mengenai mereka berdua, merka
kelabakan, namun jeff dengan sigap membersihkan mukanya dan meraih pipa
besi menghajarkannya kembali ke kepala musuhnya. Keith menggelepar
sekarat, bermandikan darah, namun kemudian keith tersenyum jahat.
“apa yang lucu?” tanya jeff. Keith mengeluarkan sebuah korek dan
menyalakannya. “yang lucu adalah, kamu berlumuran bleach dan alkohol”
mata jeff terbelalak ketika kemudian keith melemparkan koreknya ke
arahnya. Api pun segera berkobar di seluruh tubuh jeff, alkohol menambah
nyala api dan bleach membuat kulitnya mengelupas. Jeff berteriak dalam
kesakitan. Dia berguling untuk memadamkan apinya, namun tidak berhasil,
alkohol membuatnya benar benar terbakar. Dia berlari menuju lorong dan
turun dari tangga. Semua orang yang ada mulai berteriak panik ketika
melihat jeff. Jeff terjatuh dan nyaris tewas. Hal terakhir yang dia
lihat adalah orang tuanya dan orang lain berusaha memadamkan api dari
tubuhnya. Tidak lama kemudian dia jatuh pingsan.
Ketika jeff siuman dia mendapati seluruh tubuhnya diperban. Dia tidak
bisa melihat apapun, dia merasakan nyeri di bahunya dan pedih di
sekujur tubuhnya. Dia berusaha bangun, namun kemudian dia menyadariada
selang di lengannya, ketika dia bangkit, selang tersebut lepas, dan
perawat buru buru mendekatinya.
“kupikir kamu belum saatnya turun dari ranjang ini” kata perawat. Dia
membibing jeff kembali ke pembaringan dan memasukan kembali selang
infus. Jeff duduk, tidak melihat apapun, tidak tahu apa yang ada di
sekelilingnya. Setelah beberapa jam, akhirnya dia mendengar suara
ibunya.
“sayang… kamu baik baik saja?” tanyanya. Jeff tidak bisa menjawabnya,
mukanya tertutup perban, dan dia tidak bisa berbicara. “oh sayang, aku
punya kabar baik. Setelah beberapsaksi mengaku bahwa randy dulu yang
menyerang kalian, kini liu dibebaskan” hal ini hampir membuat jeff
meloncat kegirangan, namun dia teringat selang infusnya. “liu akan
keluar besok, dan kalian akan bisa bersama kembali”
Ibu jeff memeluk putranya dan berpamitan pergi. Beberapa minggu
selanjutnya keluarga jeff datang berkunjung, saat itulah waktunya perban
di seluruh tubuh jeff dijadwalkan untuk dilepas. Ketika dokter mulai
membuka perbannya semua yang ada mulai merasa tegang, mereka menunggu
sampai seluruh perbannya dilepas, sampai saat ketika perban di sekitar
kepalanya nyaris dibuka, mereka menunggu semuanya dengan amat sangat
tegang dan khawatir.
“mari kita berharap yang terbaik” kata dokter, dia melepaskan perban dan menunjukan wajah jeff yang terluka karena terbakar.
Ibu jeff berteriak ngeri ketika melihat muka anaknya. Liu dan ayahnya diam tercekat, nampak sangat shock dengan keadaan jeff.
“apa yang terjadi dengan wajahku? Tanya jeff. Dia bergegas turun dan
menuju kamar mandi. Dia bercermin di kamar mandi dan melihat wajahnya
yang kini nampak hancur dan aneh. Bibirnya terbakar sehingga nampak
merah sekali. Kulit wajahnya terkelupas dan menyisakan warna putih yang
mencolok, dan rambutnya berubah dari coklat menadi hitam pekat. Dia
perlahan meraba wajahnya. Sungguh terasa halus. Dia melihat ke arah
keluarganya, kemudian kembali memandang wajahnya di cermin.
“jeff” kata liu “tidak begitu buruk koq….”
“tidak buruk?” kata jeff “ini sempurna!” seluruh keluarganya tentu saja
sangat terkejut dengan penuturan jeff ini. Jeff mulai tertawa terbahak
bahak. Keluarganya melihat mata dan tangan kirinya tampak berkedut.
“errr.. jeff kamu tidak kenapa kenapa?”
“baik baik saja? Aku tidak pernah merasa segembira ini! Ha ha ha ha
haaaaaaaaa… lihat aku! Wajah ini sungguh sangat menggambarkanku!” jeff
tidak bisa berhenti tertawa.apa yang menyebabkan semua ini? Ketika jeff
berkelahi dengan randy dia kehilangan kendali akan dirinya, kewarasannya
hilang berganti dengan nafsu membunuh. Sekarang yang tersisa dari jeff
hanyalah seorang mesin pembunuh yang gila, namun pada saat itu orang
tuanya belum menyadarinya.
“dokter, apakah anaku baik baik saja… maksudku dengan pikirannya” kata ibu jeff
“ini semua normal, kelakuannya identik dengan pasien yang terlalu banyak
menggunakan penghilang rasa sakit. Jika kelakuannya tidak berubah dalam
beberaa minggu segera kontrol kembali, kami akan memebrinya tes
kejiwaan”
“oh terima kasih dokter” ibu jeff kemudian mendekati jeff “ayo sayang… sudah saatnya pulang”
Jeff berpaling dari cermin, wajahnya masih membentuk sebuah senyum
seperti orang tidak waras. “ok bu… ha ha haaaaaaaaaaa!!!” ibunya
merangkul jeff dan membantunya mengenakan baju.
“ini baru saja diantar” kata wanita di front desk. Ibu jeff melihat
baju yang dikenakan sebelumnya oleh jeff. Ibu jeff kemudian
memerintahkan anaknya untuk mengenakan kembali baju itu, yang kini telah
bersih, sebuah baju dan celana hitam kemudian mereka pergi, tanpa
menyadari bahwa sat itu adalah hari terakhir mereka.
Malam itu, ibu jeff terbangun oleh suara yang muncul dari kamar
mandi. Kedengarannya seperti seseorang sedang menangis. Dia perlahan
berjalan untuk mengecek. Ketika sampai di kamar mandi dia melihat sebuah
pemandangan yang sangat mengerikan. Jeff telah mengukir sebuah senyum,
mengiris pipinya menggunakan sebuah pisau.
“apa yang kau lakukan jeff???” tanya ibunya
jeff memandang ibunya. “aku tidak bisa berhenti tersenyum bu. Beberapa
saat memang sakit. Tapi sekarang aku bisa tersenyum selamanya” ibunya
meihat mata jeff, tampak hitam disekelilingnya.
“jeff matamu???” mata jeff nampak tidak pernah tertutup
“aku tidak mampu memandang wajahku, aku merasa lelah dan mataku tak
kuasa untuk menutup. Aku bakar kelopak mataku sehingga aku bisa melihat
wajahku selamanya, wajah baruku” ibunya mulai perlahan menjauhinya,
menyadari bahwa jeff telah menjadi benar benar gila. “kenapa ibu?
Bukankah aku nampak mempesona?”
“iya nak” katanya..”ya… kau sangat tampan sekarang. Bb-biar ibu ke
ayahmu dulu, supaya ayahmu bisa melihat wajahmu juga” dia berlari ke
kamar dan membangunkan suaminya. “ambil pistolmu kita…..” dia terhenti
ketika dia melihat jeff dimuka pintu menggenggam sebuah pisau.
“ibu… kamu berbohong…” itu adalah kalima terakhir yang mereka dengar…
jeff menerjang mereka dengan pisaunya, dan membunuh mereka dengan
brutalnya…
Saudaranya, liu terbangun mendengar keributan diluar. Namun kemudian
dia tidak mendengar apapun lagi… maka dia menutup matanya berusaha untuk
tidur kembali. Ketika dia mulai terlelap, liu merasakan perasaan aneh,
sepertinya ada seseorang yang mengawasi dirinya. Dia melihat sekeliling,
namun tiba tiba jeff meloncat dan membekap mulutnya. Jeff perlahan
mengangkat pisaunya bersiap untuk menghujamkannya ke tubuh liu. Liu
berusaha memberontak dan melepaskan diri…..
Namun kemudian jeff dengan wajah “riangnya” berkata….
“ssssshhhhh….. tidurlah”
…………………..
Jeff the killer adalah seorang psikopat, seorang pembunuh yang
menjadi gila setelah tubuhnya terbakar ketika dia mendapatkan bully dari
anak lain. Pada awalnya anak anak yang menyerangnya tidak mau mengakui
bahwa merekalah penyebab jeff dan mereka berkelahi. Jeff dianggap
sebagai biang keladinya, dan orang orang mulai menyalahkannya. Namun
ketika salah satu dari mereka membakar jeff, sehingga dia dilarikan ke
rumah sakit, akhirnya mereka mengakui seluruh perbuatannya.
Wajah jeff menjadi rusak… kulit wajahnya terkelupas putih, dan konon
dia membakar kelopak matanya sendiri (versi lain mengatakan bahwa jeff
mengirisnya) sehingga matanya selalu terbuka, dan dia merasa selalu
terjaga. Selain tu juga dia mengiris pipinya sendiri, mengukir wajahnya
sehingga selalu nampak tersenyum.
Setelah kejadian pembunuhan terhadap keluarganya, yang diyakini
merupakan perbuatan jeff… dia kabur dan berkeliaran di malam hari
mengincar korban korbannya. Ciri khas jeff sebelum membunuh korbannya
dia akan selalu berkata “tidurlah……” dengan wajah “riangnya”
jeff masih berkeliaran di luar sana… membunuh siapa saja, dia datang
ke kamar tidurmu suatu malam, membekap mulutmu, dan kemudian akan
berusaha menenangkanmu, sebelum menikamkan pisaunya ke jantungmu…..